JAKARTA – Mahfud MD menegaskan bahwa dirinya mundur sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) bukan karena konflik politik, melainkan kontestasi politik yang sedang dijalaninya. Hal itu ia sampaikan saat berpamitan kepada pegawai Kemenko Polhukam setelah berolahraga di kawasan Monumen Nasional (Monas).
“Karena secara resmi saya sudah mengajukan surat berhenti, minta berhenti kepada Presiden kemarin sore karena urusan politik,” ujarnya, Jumat (2/2/2024).
“Artinya bukan konflik, ya politik, saya masuk ke kontes politik menjadi pasangan calon wakil presiden,” sambungnya.
Mahfud menjelaskan dirinya hari mundur karena tidak bisa menghindari conflict of interest saat menjabat sebagai Menko Polhukam dan mencalonkan diri sebagai pasangan Ganjar Pranowo.
“Saya mengundurkan diri ya sesudah mencoba 4 bulan atau 3 bulan sejak pencalonan di bulan Oktober itu, ternyata sangat sibuk. Meskipun dalam aturan itu boleh menjadi menteri sambil menjadi calon, boleh,” ujarnya.
“Tapi ternyata sesudah menjalani, saya sibuk, terkadang terasa ada konflik kepentingan ketika saya berkunjung ke daerah sebagai Menko tidak sebagai cawapres, terkadang ada saja orang berteriak ‘bapak cawapres’, jadi menjadi tidak enak,” sambungnya.
Mahfud menambahkan dirinya harus menghindari perjalanan dinas sebagai Menko Polhukam untuk menghindari conflict of interest.
“Sehingga saya ya harus berhenti berjalan-jalan atau berkunjung ke mana-mana sebagai Menko Polhukam, karena conflict of interest tidak bisa terhindarkan antara melaksanakan tugas menko dan kampanye kadangkala sulit dibedakan,” tutupnya.
The post Mahfud MD Tegaskan Mundur dari Menko Polhukam Bukan karena Konflik tapi Kontestasi Politik first appeared on Majalah Hukum.